MAKALAH
PERAN PSIKOLOGI DALAM BIDANG KESEHATAN
PERAN PSIKOLOGI DALAM BIDANG KESEHATAN
Pembimbing : Zakarija Achmad S.Si, M.Si
Penyusun :
Sinta Aprilia
201410490311108
Fisioterapi “C”
Sinta Aprilia
201410490311108
Fisioterapi “C”
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
JURUSAN FISIOTERAPI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
TAHUN AKADEMIK 2014
JURUSAN FISIOTERAPI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
TAHUN AKADEMIK 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas limpahan karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan makalah Psikologi
yang berjudul “PERAN PSIKOLOGI DALAM KESEHATAN”
dengan tepat waktu tanpa halangan suatu apapun. Diharapkan makalah ini
dapat memberikan wawasan dan informasi kepada pembaca tentang perkembangan
pentingnya psikologi bagi kesehatan seseorang.
Bagaimana pun penulis telah berusaha membuat makalah ini
dengan sebaik-baiknya, namun tidak ada kesempurnaan dalam karya manusia.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk lebih menyempurnakan
makalah ini. Mudah-mudahan sedikit yang penulis sumbangkan ini, akan menjadi ilmu
yang bermanfaat.
Malang, 16 September 2014
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL…………………………………………………….i
KATA PENGANTAR……………………………………...………………ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………..……iii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang…………………………………………..………………1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………..…………2
1.3 Tujuan…………………………………………………………………....2
1.1 Latar Belakang…………………………………………..………………1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………..…………2
1.3 Tujuan…………………………………………………………………....2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Psikologi……………………………………………………..3
2.2 Peran psikologi dalam kesehatan………………………………………...4
2.3 Contoh aplikasi psikologi dalam kesehatan……………………………..7
2.1 Pengertian Psikologi……………………………………………………..3
2.2 Peran psikologi dalam kesehatan………………………………………...4
2.3 Contoh aplikasi psikologi dalam kesehatan……………………………..7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………9
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….10
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Pada awal abad ke-20, pemahaman
tentang kesehatan didominasi oleh pandangan dari perspektif biologis medis,
dimana kesehatan di definisikan sebagai sebuah keadaan dimana tidak adanya
penyakit. Kemudian berkembang pandangan dari biopsikososial yang menekankan
peran sosial-budaya dalam membentuk kesehatan atau menimbulkan sebuah penyakit.
Sebagaimana definisi kesehatan menurut WHO (World
health organization) pada tahun
1948, mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan lengkap dari fisik, mental dan
sosial serta kesejahteraan dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
Defenisi ini meminta perhatian terhadap kompleksitas dan
multidimensionalitas konsep dari kesehatan. Menambahkan kesejahteraan sosial
pada definisi itu membuka jalan untuk konseptualisasi individu sebagai makhluk
sosial dalam definisi kesehatan bukan hanya dari aspek fisik/biologi/fisiologi
semata.
Pergeseran dari definisi ini, juga pada ilmu
psikologi, yang sebelumnya hanya menganalisis penyakit dan gangguan psikologis,
menjadi analisis individu untuk mencapai kesejahteraan seperti promosi-promosi
kesehatan. Sebelumnya, ilmu psikologi dikenal sebagai psikologi negatif (psikologi
orang sakit), dengan definisi ini berubah dan menjadikan psikologis sebagai
sarana keilmuan memanusiakan manusia (mencapai kesejahteraan). Kita mengetahui
bahwa perkembangan ilmu psikologi dimulai dari teori psikoanalisia,
behavioristic, humanistic, dan sekarang sedang berkembangan indigenous psychology yang menekankan pentingnya dan besarnya pengaruh
budaya setempat terhadap tingkah laku seseorang.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa
pengertian dari psikologi?
2.
Bagaimanakah
peran psikologi dalam bidang kesehatan?
3.
Bagaimanakah
penerapan psikologi dalam bidang kesehatan?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari
psikologi.
2. Untuk memahami bagaimana peran
psikologi dalam bidang kesehatan.
3. Untuk memahami bagaimana penerapan
psikologi dalam bidang kesehatan?
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1
PENGERTIAN PSIKOLOGI
Psikologi berasal
dari kata dalam bahasa Yunani Psychology
yang merupakan gabungan dan kata psyche
dan logos. Psyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Secara harafiah psikologi diartikan
sebagal ilmu jiwa. Istilah psyche atau jiwa masih sulit didefinisikan karena jiwa itu
merupakan objek yang bersifat abstrak, sulit dilihat wujudnya, meskipun tidak
dapat dimungkiri keberadaannya. Dalam beberapa dasawarsa ini istilah jiwa sudah
jarang dipakai dan diganti dengan istilah psikis.
Pengertian Psikologi Menurut Beberapa Ahli :Ada banyak
ahli yang mengemukakan pendapat tentang pengertian
psikologi, diantaranya:
- Pengertian Psikologi menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 13 (1990), Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan binatang baik yang dapat dilihat secara langsung maupun yang tidak dapat dilihat secara langsung.
- Pengertian Psikologi menurut Dakir (1993), psikologi membahas tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya.
- Pengertian Psikologi menurut Muhibbin Syah (2001), psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk , berjalan dan lain sebgainya, sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.
- Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia, baik sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan lingkungannya. Tingkah laku tersebut berupa tingkah laku yang tampak maupun tidak tampak, tingkah laku yang disadari maupun yang tidak disadari.
2.2
PERAN PSIKOLOGI DALAM BIDANG KESEHATAN
Fokus pekerjaan praktisi psikologi kesehatan saling
beriringan dengan bidang ilmu kesehatan yang lain, misalnya saja dengan ilmu
kedokteran, ilmu kesehatan masyarakat, ilmu fisio terapi, juga ilmu keperawatan
dan farmasi. Sejauh ini, pendekatan medis dengan dasar biologis memang telah
menunjukkan manfaat yang sangat besar dalam dunia kesehatan manusia, misalnya
berhasil menaklukkan penyakit endemik (cth: polio, TBC, malaria) atau
mengembangkan antibiotik maupun vaksin-vaksin pencegah penyakit. Meskipun
demikian, para praktisi kesehatan tidak dapat mengenyampingkan fakta bahwa di
luar kecanggihan alat-alat kedokteran maupun perkembangan obat-obatan dan
metode penanganan penyakit terbaru, faktor individu atau ke-khas-an dari “person”
yang mengalami segala proses yang menyangkut perubahan status kesehatan
mereka adalah penentu utama dari efektifnya penerapan metode maupun alat-alat
canggih tersebut dalam meningkatkan kesehatan maupun kesejahteraan hidup
manusia itu sendiri.
Beberapa faktor yang berhubungan erat dengan kondisi
kesehatan antara lain seperti kecenderungan individu untuk memiliki gaya hidup
tertentu (lifestyle) maupun memiliki kepribadian tertentu.
Praktisi psikologi kesehatan menaruh perhatian pada bagaimana gaya hidup
tertentu dapat menjadi faktor risiko (risk factor) kemunculan suatu
penyakit. Faktor risiko adalah karakteristik atau kondisi tertentu yang
berhubungan dengan kemunculan suatu penyakit, namun belum tentu berperan
sebagai penyebab langsung dari kemunculan penyakit tersebut. Meskipun faktor
risiko bisa saja merupakan keadaan yang sifatnya genetis maupun biologis, gaya
hidup bisa menjadi faktor psikologis (dan sosial) yang juga menjadi salah satu
diantaranya.
Selain gaya hidup, penelitian-penelitian dalam
psikologi kesehatan juga telah berhasil menunjukkan bahwa tipe kepribadian
tertentu berhubungan dengan kondisi kesehatan individu. Sebagai contoh, tipe
kepribadian yang mencakup kecemasan yang tinggi, depresi, kemarahan dan
kekerasan, atau pesimisme umumnya menjadi faktor risiko yang sering dihubungkan
dengan penyakit jantung. Emosi-emosi yang muncul saat individu mengalami stres
juga dapat menjadi faktor risiko yang berhubungan dengan kondisi kesehatan
mereka serta sejauh mana mereka berhasil pulih dari suatu penyakit. Hubungan
antara kepribadian individu dan kondisi kesehatannya bukanlah hubungan
sebab-akibat satu arah. Kondisi kesehatan individu juga dapat berpengaruh
terhadap kepribadiannya, dimana individu yang mengalami penyakit bisa saja
mengalami emosi negatif yang jika terus menerus terjadi tanpa penanganan bisa
saja mengubah kepribadian individu tersebut, menjadi lebih pesimis atau justru
menjadi seseorang yang lebih tangguh. Oleh sebab itu, peran praktisi psikologi
kesehatan di sini sangat penting untuk membantu individu melakukan penyesuaian
diri terhadap status kesehatannya berdasarkan cara yang paling efektif bila dilihat
dari tipe kepribadiannya, misalnya saat membantu penyesuaian diri pasien stroke
dan keluarga yang merawatnya.
Hal lain yang juga menjadi fokus para praktisi
psikologi kesehatan adalah gejala-gejala penyakit medis yang muncul karena
kondisi psikologis seseorang, atau umumnya dikenal dengan istilah ‘psikosomatis’.
Kondisi seperti ini bisa dialami oleh siapa saja, seperti saat kita merasa
sakit perut yang tidak kunjung selesai walau tidak ditemukan adanya gangguan
dalam fungsi pencernaan atau fungsi organ biologis lain. Ternyata setelah
diamati lebih lanjut, saat itu kita sedang merasa sangat cemas akan suatu
perubahan besar dalam hidup, misalnya seperti pernikahan, baru saja mengalami
kehilangan, promosi jabatan dan sebagainya yang tanpa sadari dapat memunculkan
gejala penyakit. Apabila sudah menjadi suatu bentuk gangguan, dalam DSM-IV TR (Diagnostic
and Statistical Manual) kondisi ini dikelompokkan sebagai gangguan
Somatoform.
Salah satu perspektif yang populer dalam psikologi
kesehatan adalah biopsikologi, yang mengemukakan bahwa kesehatan atau
kesejahteraan fisik individu saling berhubungan erat dengan kesejahteraan
mentalnya. Berdasarkan hal tersebut, salah satu pelopor dalam Psikologi
Kesehatan, Matarazzo, menggambarkan fungsi Psikologi
Kesehatan sebagai kontribusi dari disiplin ilmu
psikologi yang didasarkan pada pendekatan ilmiah dan profesional terhadap
hal-hal berikut:
1) Promosi gaya hidup sehat (health promotion), praktisi
psikologi kesehatan dapat membantu merancang program promosi maupun edukasi
kesehatan yang sesuai bagi masyarakat, baik bagi para siswa maupun orang
dewasa. Misalnya seperti kampanye anti rokok, atau kampanye pencegahan HIV Aids
dengan menggunakan kondom bekerja sama dengan praktisi kesehatan dari bidang
ilmu lain maupun pihak institusi seperti sekolah dan sebagainya. Bahkan
praktisi yang bergerak di bidang psikologi kesehatan ini bisa membantu kita
untuk menyusun pola hidup sehat yang mencakup diet dan membantu mengubah pola
pikir kita soal diet tersebut. Tentunya bekerja sama dengan praktisi
kesehatan lain seperti ahli gizi.
2) Pencegahan dan perawatan terhadap penyakit, praktisi psikologi
kesehatan dapat membantu menyusun program-program pencegahan maupun perawatan
terhadap penyakit melalui pendekatan psikologis. Contohnya seperti
memperkenalkan metode relaksasi dan pemecahan masalah untuk membantu pasien
darah tinggi agar tidak terlalu tegang dalam menghadapi stres sehari-hari,
membantu proses penyesuaian dan rehabilitasi bagi pasien stroke seperti
menentukan kegiatan yang dapat dilakukan, bagaimana mengatur pola makan,
membantu pasien dan keluarga untuk menyalurkan emosi negatif mereka, dan
sebagainya
3) Identifikasi penyebab kemunculan penyakit dan diagnosis kondisi
kesehatan individu/disfungsi lain, praktisi psikologi kesehatan dapat membantu
praktisi kesehatan lain untuk menentukan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kemunculan suatu penyakit dari sisi psikologis, seperti kepribadian pasien,
gaya hidup, dan sebagainya seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Praktisi
psikologi kesehatan juga dapat membantu sejauh mana individu sesuai dengan
metode perawatan tertentu
4) Analisis dan peningkatan terhadap sistem
perawatan kesehatan dan penyusunan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan
industri kesehatan (health-policy), praktisi psikologi kesehatan dapat
membantu untuk menganalisis sejauh mana fasilitas perawatan kesehatan yang ada,
seperti rumah sakit, puskesmas, anggota praktisi kesehatan, biaya perawatan,
maupun sistem perawatan kesehatan yang ada dapat berfungsi secara optimal bagi
proses perawatan kesehatan masyarakat. Dalam hal ini, praktisi psikologi
kesehatan membantu memberikan rekomendasi bagi pembuat kebijakan, memberikan
pelatihan-pelatihan terkait kondisi psikologis individu terhadap praktisi
kesehatan maupun kader puskesmas, dan sebagainya.
2.3
PENERAPAN PSIKOLOGI DALAM BIDANG KESEHATAN
Studi kasus perilaku merokok
Berbagai penelitian kesehatan tentang
dampak rokok sudah banyak dilakukan para ahli kesehatan masyarakat. Namun meski
telah banyak dilakukan penelitian dan sudah terbukti berdampak buruk bagi
kesehatan, jumlah perokok tidak kunjung turun, utamanya dinegara-negara
berkembang termasuk Indonesia. Untuk itu, dibutuhkan pendekatan perilaku dalam
promosi kesehatan tentang bahaya rokok. Publikasi terbaru hasil penelitian
tentang rokok dirilis pada 6 Februari 2012 dalam jurnal Archives
of General Psychiatry, yang dilakukan Severine Sabia dan rekan-rekannya
dari University College London. Penilaian fungsi mental para responden
dilakukan selama tiga kali selama kurun waktu 10 tahun. Sedangkan penilaian
status merokok responden dilakukan enam kali dalam kurun waktu 25 tahun. Usia
rata-rata responden adalah sekitar 56 tahun ketika penilaian pertama dilakukan.
Hasil analisis data sekitar 5.100 pria dan
lebih dari 2.100 wanita terkait fungsi mental, seperti memori, pembelajaran,
dan pengolahan pikiran. Peneliti menemukan bahwa di kalangan kaum pria, merokok
berhubungan dengan merosotnya kemampuan otak yang lebih cepat. Selain itu,
penurunan yang lebih massif terjadi pada pria yang terus merokok selama masa
penelitian. Peneliti menemukan bahwa pria yang berhenti merokok dalam 10 tahun
sebelum penilaian pertama dilakukan ternyata masih berisiko mengalami penurunan
mental, terutama terkait fungsi “eksekutif” pada otak. Namun, mereka yang telah
berhenti merokok dalam jangka waktu lama, cenderung mengalami penurunan fungsi
otak lebih lambat. Dalam riset tersebut, Severine Sabia dan rekan-rekannya
tidak menemukan hubungan antara efek merokok dan penurunan fungsi mental pada
kaum wanita. Alasan untuk perbedaan jenis kelamin ini belum terungkap dengan
jelas. Tetapi, hal itu mungkin berkaitan dengan fakta bahwa pria umumnya
cenderung merokok lebih banyak ketimbang wanita. Untuk merubah perilaku
merokok, maka beberapa teori perilaku bisa menjadi rujukan seperti Teori Kurt
Lewin, Teori Festinger, dan sebagainya. Menurut Kurt Lewin (1970), perilaku
manusia adalah suatu keadaan yang seimbang antara kekuatan-kekuatan pendorong
(driven forces) dan kekuatan-kekuatan penahan (restining forces). Pada teori
Kurt Lewin, melakukan perubahan perilaku dengan cara melakukan
ketidakseimbangan antara kedua kekuatan didalam diri seseorang sehingga ada
tiga kemungkinan terjadinya perubahan pada diri seseorang.
Ketiga kemungkinan tersebut adalah
pertama, kekuatan-kekuatan pendorong meningkat, adanya stimulus yang mendorong
untuk terjadinya perubahan-perubahan perilaku, seperti penyuluhan kesehatan dan
bentuk-bentuk promosi kesehatan lainnya. Kedua, kekuatan-kekuatan penahan
menurun; adanya stimulus yang memperlemah kekuatan penahan seperti anggapan
bahwa merokok tidak mengganggu kesehatan. Anggapan yang keliru tersebut dapat
memperlemah driven forces. Ketiga, kekuatan pendorong
meningkat sedang kekuatan penahan menurun; kondisi inilah yang
memungkinkan terjadinya perubahan perilaku, termasuk perilaku merokok. Dari
studi kasus perilaku merokok, maka bisa dilihat hubungan erat pentingnya Ilmu
Psikologi dalam dunia kesehatan. Apalagi Ilmu Kesehatan Masyarakat yang
memiliki pendekatan preventif dan promotif, maka penggunaan Psikologi sangat
penting dan relevan dalam upaya-upaya pencegahan ancaman terjangkit penyakit.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
Kesimpulan
Peranan Psikologi dalam dunia kesehatan
sangat besar. Hal tersebut disebabkan karena peran psokologis seseorang selalu
menyertai diri, sejak mulai merasakan sakit kemudian masuk rumah sakit hingga
keluar dari rumah sakit dan sembuh, peran psikologis seseorang tersebut sangat
besar. Selain itu, dengan ilmu psikologi kita dapat lebih memahami kepribadian
dan tingkah laku pasien sehingga kita dapat menyeleseikan masalah tersebut
dengan sudut pandang yang berbeda.
Psikologi kesehatan bertujuan untuk memahami tentang seseorang
dalam dinamika psikologis yang selalu menjaga kesehatannya, dinamika psikologis
seseorang yang sehat tetapi dia mengalami diagnosa penyakit kronis serta
dinamika psikologis seseorang saat merespon sakit kronis yang dialaminya.
DAFTAR
PUSTAKA
http://kesehatan.kompasiana.com/kejiwaan/2012/03/20/pentingnya-ilmu-psikologi-dalamkesehatan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar