Rabu, 24 September 2014

MAKALAH PERAN PSIKOLOGI DALAM BIDANG KESEHATAN



MAKALAH
PERAN PSIKOLOGI DALAM BIDANG KESEHATAN

Pembimbing   : Zakarija Achmad S.Si, M.Si

logo_umm.png
Penyusun :
Sinta Aprilia
201410490311108
Fisioterapi
“C”

FAKULTAS ILMU KESEHATAN
JURUSAN FISIOTERAPI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
TAHUN AKADEMIK 2014



KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan makalah Psikologi yang berjudul “PERAN PSIKOLOGI DALAM KESEHATAN”  dengan tepat waktu tanpa halangan suatu apapun. Diharapkan makalah ini dapat memberikan wawasan dan informasi kepada pembaca tentang perkembangan pentingnya psikologi bagi kesehatan seseorang.

Bagaimana pun penulis telah berusaha membuat makalah ini dengan sebaik-baiknya, namun tidak ada kesempurnaan dalam karya manusia. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk lebih menyempurnakan makalah ini. Mudah-mudahan sedikit yang penulis sumbangkan ini, akan menjadi ilmu yang bermanfaat.
           

                                                                                                  Malang, 16 September 2014


                                                                                                              Penulis







DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL…………………………………………………….i
KATA PENGANTAR……………………………………...………………ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………..……iii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang…………………………………………..………………1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………..…………2
1.3 Tujuan…………………………………………………………………....2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Psikologi……………………………………………………..3
2.2 Peran psikologi dalam kesehatan………………………………………...4
2.3 Contoh aplikasi psikologi dalam kesehatan……………………………..7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….10

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Pada awal abad ke-20, pemahaman tentang kesehatan didominasi oleh pandangan dari perspektif biologis medis, dimana kesehatan di definisikan sebagai sebuah keadaan dimana tidak adanya penyakit. Kemudian berkembang pandangan dari biopsikososial yang menekankan peran sosial-budaya dalam membentuk kesehatan atau menimbulkan sebuah penyakit. Sebagaimana definisi kesehatan menurut WHO (World health organization) pada tahun 1948, mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan lengkap dari fisik, mental dan sosial serta kesejahteraan dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Defenisi ini  meminta perhatian terhadap kompleksitas dan multidimensionalitas konsep dari kesehatan. Menambahkan kesejahteraan sosial pada definisi itu membuka jalan untuk konseptualisasi individu sebagai makhluk sosial dalam definisi kesehatan bukan hanya dari aspek fisik/biologi/fisiologi semata.
Pergeseran dari definisi ini, juga pada ilmu psikologi, yang sebelumnya hanya menganalisis penyakit dan gangguan psikologis, menjadi analisis individu untuk mencapai kesejahteraan seperti promosi-promosi kesehatan. Sebelumnya, ilmu psikologi dikenal sebagai psikologi negatif (psikologi orang sakit), dengan definisi ini berubah dan menjadikan psikologis sebagai sarana keilmuan memanusiakan manusia (mencapai kesejahteraan). Kita mengetahui bahwa perkembangan ilmu psikologi dimulai dari teori psikoanalisia, behavioristic, humanistic, dan sekarang sedang berkembangan indigenous psychology yang menekankan pentingnya dan besarnya pengaruh budaya setempat terhadap tingkah laku seseorang.


1.2  RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian dari psikologi?
2.      Bagaimanakah peran psikologi dalam bidang kesehatan?
3.      Bagaimanakah penerapan psikologi dalam bidang kesehatan?

1.3  TUJUAN
1.      Untuk mengetahui pengertian dari psikologi.
2.      Untuk memahami bagaimana peran psikologi dalam bidang kesehatan.
3.      Untuk memahami bagaimana penerapan psikologi dalam bidang kesehatan?

















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PSIKOLOGI
Psikologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani Psychology yang merupakan gabungan dan kata psyche dan logos. Psyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Secara harafiah psikologi diartikan sebagal ilmu jiwa. Istilah psyche atau jiwa masih sulit didefinisikan karena jiwa itu merupakan objek yang bersifat abstrak, sulit dilihat wujudnya, meskipun tidak dapat dimungkiri keberadaannya. Dalam beberapa dasawarsa ini istilah jiwa sudah jarang dipakai dan diganti dengan istilah psikis.
Pengertian Psikologi Menurut Beberapa Ahli :Ada banyak ahli yang mengemukakan pendapat tentang pengertian psikologi, diantaranya:
  1. Pengertian Psikologi menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 13 (1990), Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan binatang baik yang dapat dilihat  secara langsung maupun yang tidak dapat dilihat secara langsung.
  2. Pengertian Psikologi menurut Dakir (1993), psikologi membahas tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya.
  3. Pengertian Psikologi menurut Muhibbin Syah (2001), psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk , berjalan dan lain sebgainya, sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.
  4. Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia, baik sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan lingkungannya. Tingkah laku tersebut berupa tingkah laku yang tampak maupun tidak tampak, tingkah laku yang disadari maupun yang tidak disadari.

2.2 PERAN PSIKOLOGI DALAM BIDANG KESEHATAN
Fokus pekerjaan praktisi psikologi kesehatan saling beriringan dengan bidang ilmu kesehatan yang lain, misalnya saja dengan ilmu kedokteran, ilmu kesehatan masyarakat, ilmu fisio terapi, juga ilmu keperawatan dan farmasi. Sejauh ini, pendekatan medis dengan dasar biologis memang telah menunjukkan manfaat yang sangat besar dalam dunia kesehatan manusia, misalnya berhasil menaklukkan penyakit endemik (cth: polio, TBC, malaria) atau mengembangkan antibiotik maupun vaksin-vaksin pencegah penyakit. Meskipun demikian, para praktisi kesehatan tidak dapat mengenyampingkan fakta bahwa di luar kecanggihan alat-alat kedokteran maupun perkembangan obat-obatan dan metode penanganan penyakit terbaru, faktor individu atau ke-khas-an dari “person” yang mengalami segala proses yang menyangkut perubahan status kesehatan mereka adalah penentu utama dari efektifnya penerapan metode maupun alat-alat canggih tersebut dalam meningkatkan kesehatan maupun kesejahteraan hidup manusia itu sendiri.
Beberapa faktor yang berhubungan erat dengan kondisi kesehatan antara lain seperti kecenderungan individu untuk memiliki gaya hidup tertentu (lifestyle) maupun memiliki kepribadian tertentu.
Praktisi psikologi kesehatan menaruh perhatian pada bagaimana gaya hidup tertentu dapat menjadi faktor risiko (risk factor) kemunculan suatu penyakit. Faktor risiko adalah karakteristik atau kondisi tertentu yang berhubungan dengan kemunculan suatu penyakit, namun belum tentu berperan sebagai penyebab langsung dari kemunculan penyakit tersebut. Meskipun faktor risiko bisa saja merupakan keadaan yang sifatnya genetis maupun biologis, gaya hidup bisa menjadi faktor psikologis (dan sosial) yang juga menjadi salah satu diantaranya.
Selain gaya hidup, penelitian-penelitian dalam psikologi kesehatan juga telah berhasil menunjukkan bahwa tipe kepribadian tertentu berhubungan dengan kondisi kesehatan individu. Sebagai contoh, tipe kepribadian yang mencakup kecemasan yang tinggi, depresi, kemarahan dan kekerasan, atau pesimisme umumnya menjadi faktor risiko yang sering dihubungkan dengan penyakit jantung. Emosi-emosi yang muncul saat individu mengalami stres juga dapat menjadi faktor risiko yang berhubungan dengan kondisi kesehatan mereka serta sejauh mana mereka berhasil pulih dari suatu penyakit. Hubungan antara kepribadian individu dan kondisi kesehatannya bukanlah hubungan sebab-akibat satu arah. Kondisi kesehatan individu juga dapat berpengaruh terhadap kepribadiannya, dimana individu yang mengalami penyakit bisa saja mengalami emosi negatif yang jika terus menerus terjadi tanpa penanganan bisa saja mengubah kepribadian individu tersebut, menjadi lebih pesimis atau justru menjadi seseorang yang lebih tangguh. Oleh sebab itu, peran praktisi psikologi kesehatan di sini sangat penting untuk membantu individu melakukan penyesuaian diri terhadap status kesehatannya berdasarkan cara yang paling efektif bila dilihat dari tipe kepribadiannya, misalnya saat membantu penyesuaian diri pasien stroke dan keluarga yang merawatnya.
Hal lain yang juga menjadi fokus para praktisi psikologi kesehatan adalah gejala-gejala penyakit medis yang muncul karena kondisi psikologis seseorang, atau umumnya dikenal dengan istilah ‘psikosomatis’. Kondisi seperti ini bisa dialami oleh siapa saja, seperti saat kita merasa sakit perut yang tidak kunjung selesai walau tidak ditemukan adanya gangguan dalam fungsi pencernaan atau fungsi organ biologis lain. Ternyata setelah diamati lebih lanjut, saat itu kita sedang merasa sangat cemas akan suatu perubahan besar dalam hidup, misalnya seperti pernikahan, baru saja mengalami kehilangan, promosi jabatan dan sebagainya yang tanpa sadari dapat memunculkan gejala penyakit. Apabila sudah menjadi suatu bentuk gangguan, dalam DSM-IV TR (Diagnostic and Statistical Manual) kondisi ini dikelompokkan sebagai gangguan Somatoform.
Salah satu perspektif yang populer dalam psikologi kesehatan adalah biopsikologi, yang mengemukakan bahwa kesehatan atau kesejahteraan fisik individu saling berhubungan erat dengan kesejahteraan mentalnya. Berdasarkan hal tersebut, salah satu pelopor dalam Psikologi Kesehatan, Matarazzo, menggambarkan fungsi Psikologi


Kesehatan sebagai kontribusi dari disiplin ilmu psikologi yang didasarkan pada pendekatan ilmiah dan profesional terhadap hal-hal berikut:
1)  Promosi gaya hidup sehat (health promotion), praktisi psikologi kesehatan dapat membantu merancang program promosi maupun edukasi kesehatan yang sesuai bagi masyarakat, baik bagi para siswa maupun orang dewasa. Misalnya seperti kampanye anti rokok, atau kampanye pencegahan HIV Aids dengan menggunakan kondom bekerja sama dengan praktisi kesehatan dari bidang ilmu lain maupun pihak institusi seperti sekolah dan sebagainya. Bahkan praktisi yang bergerak di bidang psikologi kesehatan ini bisa membantu kita untuk menyusun pola hidup sehat yang mencakup diet dan membantu mengubah pola pikir kita soal diet tersebut. Tentunya  bekerja sama dengan praktisi kesehatan lain seperti ahli gizi.
2)   Pencegahan dan perawatan terhadap penyakit, praktisi psikologi kesehatan dapat membantu menyusun program-program pencegahan maupun perawatan terhadap penyakit melalui pendekatan psikologis. Contohnya seperti memperkenalkan metode relaksasi dan pemecahan masalah untuk membantu pasien darah tinggi agar tidak terlalu tegang dalam menghadapi stres sehari-hari, membantu proses penyesuaian dan rehabilitasi bagi pasien stroke seperti menentukan kegiatan yang dapat dilakukan, bagaimana mengatur pola makan, membantu pasien dan keluarga untuk menyalurkan emosi negatif mereka, dan sebagainya
3)  Identifikasi penyebab kemunculan penyakit dan diagnosis kondisi kesehatan individu/disfungsi lain, praktisi psikologi kesehatan dapat membantu praktisi kesehatan lain untuk menentukan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kemunculan suatu penyakit dari sisi psikologis, seperti kepribadian pasien, gaya hidup, dan sebagainya seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Praktisi psikologi kesehatan juga dapat membantu sejauh mana individu sesuai dengan metode perawatan tertentu
4)      Analisis dan peningkatan terhadap sistem perawatan kesehatan dan penyusunan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan industri kesehatan (health-policy), praktisi psikologi kesehatan dapat membantu untuk menganalisis sejauh mana fasilitas perawatan kesehatan yang ada, seperti rumah sakit, puskesmas, anggota praktisi kesehatan, biaya perawatan, maupun sistem perawatan kesehatan yang ada dapat berfungsi secara optimal bagi proses perawatan kesehatan masyarakat. Dalam hal ini, praktisi psikologi kesehatan membantu memberikan rekomendasi bagi pembuat kebijakan, memberikan pelatihan-pelatihan terkait kondisi psikologis individu terhadap praktisi kesehatan maupun kader puskesmas, dan sebagainya.
2.3 PENERAPAN PSIKOLOGI DALAM BIDANG KESEHATAN
      Studi kasus perilaku merokok
Berbagai penelitian kesehatan tentang dampak rokok sudah banyak dilakukan para ahli kesehatan masyarakat. Namun meski telah banyak dilakukan penelitian dan sudah terbukti berdampak buruk bagi kesehatan, jumlah perokok tidak kunjung turun, utamanya dinegara-negara berkembang termasuk Indonesia. Untuk itu, dibutuhkan pendekatan perilaku dalam promosi kesehatan tentang bahaya rokok. Publikasi terbaru hasil penelitian tentang rokok dirilis pada 6 Februari 2012 dalam jurnal Archives of General Psychiatry, yang dilakukan Severine Sabia dan rekan-rekannya dari University College London. Penilaian fungsi mental para responden dilakukan selama tiga kali selama kurun waktu 10 tahun. Sedangkan penilaian status merokok responden dilakukan enam kali dalam kurun waktu 25 tahun. Usia rata-rata responden adalah sekitar 56 tahun ketika penilaian pertama dilakukan.
Hasil analisis data sekitar 5.100 pria dan lebih dari 2.100 wanita terkait fungsi mental, seperti memori, pembelajaran, dan pengolahan pikiran. Peneliti menemukan bahwa di kalangan kaum pria, merokok berhubungan dengan merosotnya kemampuan otak yang lebih cepat. Selain itu, penurunan yang lebih massif terjadi pada pria yang terus merokok selama masa penelitian. Peneliti menemukan bahwa pria yang berhenti merokok dalam 10 tahun sebelum penilaian pertama dilakukan ternyata masih berisiko mengalami penurunan mental, terutama terkait fungsi “eksekutif” pada otak. Namun, mereka yang telah berhenti merokok dalam jangka waktu lama, cenderung mengalami penurunan fungsi otak lebih lambat. Dalam riset tersebut, Severine Sabia dan rekan-rekannya tidak menemukan hubungan antara efek merokok dan penurunan fungsi mental pada kaum wanita. Alasan untuk perbedaan jenis kelamin ini belum terungkap dengan jelas. Tetapi, hal itu mungkin berkaitan dengan fakta bahwa pria umumnya cenderung merokok lebih banyak ketimbang wanita. Untuk merubah perilaku merokok, maka beberapa teori perilaku bisa menjadi rujukan seperti Teori Kurt Lewin, Teori Festinger, dan sebagainya. Menurut Kurt Lewin (1970), perilaku manusia adalah suatu keadaan yang seimbang antara kekuatan-kekuatan pendorong (driven forces) dan kekuatan-kekuatan penahan (restining forces). Pada teori Kurt Lewin, melakukan perubahan perilaku dengan cara melakukan ketidakseimbangan antara kedua kekuatan didalam diri seseorang sehingga ada tiga kemungkinan terjadinya perubahan pada diri seseorang.
Ketiga kemungkinan tersebut adalah pertama, kekuatan-kekuatan pendorong meningkat, adanya stimulus yang mendorong untuk terjadinya perubahan-perubahan perilaku, seperti penyuluhan kesehatan dan bentuk-bentuk promosi kesehatan lainnya. Kedua, kekuatan-kekuatan penahan menurun; adanya stimulus yang memperlemah kekuatan penahan seperti anggapan bahwa merokok tidak mengganggu kesehatan. Anggapan yang keliru tersebut dapat memperlemah driven forces.  Ketiga, kekuatan pendorong meningkat sedang kekuatan  penahan menurun; kondisi inilah yang memungkinkan terjadinya perubahan perilaku, termasuk perilaku merokok. Dari studi kasus perilaku merokok, maka bisa dilihat hubungan erat pentingnya Ilmu Psikologi dalam dunia kesehatan. Apalagi Ilmu Kesehatan Masyarakat yang memiliki pendekatan preventif dan promotif, maka penggunaan Psikologi sangat penting dan relevan dalam upaya-upaya pencegahan ancaman terjangkit penyakit.










BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Peranan Psikologi dalam dunia kesehatan sangat besar. Hal tersebut disebabkan karena peran psokologis seseorang selalu menyertai diri, sejak mulai merasakan sakit kemudian masuk rumah sakit hingga keluar dari rumah sakit dan sembuh, peran psikologis seseorang tersebut sangat besar. Selain itu, dengan ilmu psikologi kita dapat lebih memahami kepribadian dan tingkah laku pasien sehingga kita dapat menyeleseikan masalah tersebut dengan sudut pandang yang berbeda.
Psikologi kesehatan bertujuan untuk memahami tentang seseorang dalam dinamika psikologis yang selalu menjaga kesehatannya, dinamika psikologis seseorang yang sehat tetapi dia mengalami diagnosa penyakit kronis serta dinamika psikologis seseorang saat merespon sakit kronis yang dialaminya.


    













DAFTAR PUSTAKA

http://kesehatan.kompasiana.com/kejiwaan/2012/03/20/pentingnya-ilmu-psikologi-dalamkesehatan/



Tidak ada komentar:

Posting Komentar